Kamis, 16 November 2017

Pendapat Mengenai Pengambilan Keputusan

tujuan dari diskusi adalah pengambilan keputusan yang sudah disepakati oleh peserta diskusi. dalam pengambilan keputusan, pemimpin diskusi (moderator) harus bisa mengendalikan situasi diskusi agar tetap tenang dan berjalan sesuai rencana. begitu juga dengan peserta diskusi, seperti ketika ada peserta yang ingin menyampaikan pendapat atau sanggahan kepada peserta lain, harus dilakukan dengan bahasa yang baik dan benar dan jangan menyinggung pihak lain. notulis juga harus menulis laporan dan hasil diskusi dengan sistematis dan benar, seperti mencantumkan waktu, tempat, siapa saja peserta yg hadir (absensi), siapa yang memimpin diskusi (moderator) dan permasalahan yg di diskusikan serta hasil dari diskusi tersebut secara faktual. jika poin-poin ini diperhatikan dan dijalankan dengan baik dan benar, maka presentase kelancaran diskusi akan lebih besar dari hambatan yang ada pada saat diskusi.

Rabu, 15 November 2017

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pengertian Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan merupakan suatu proses manajemen, yang dimulai dengan perencanaan/persiapan dan berakhir dengan pengendalian. Untuk mendapatkan hasil yang baik, suatu keputusan harus mengikuti suatu tahapan yang sistematis dan terkendali.
Definisi lain dari pembuatankeputusan adalah memiliki arah tindakan tertentu diantara berbagai alternative. Pembuatan keputusan penting sekali dalam manajemen. Manajer yang efektif membuat ratusan keputusan setiap hari. Banyak manajer bahkan membuat keputusan tanpa benar-benar memikirkannya.
Decision making can be defined as making a choice among alternative courses of action. This definition implies that managers are faced with a problem or opportunity, alternative courses of action are proposed and analyzed, and a choice is made that is likely to move the organization in the direction of its goals.

Teori Pengambilan Keputusan

1. Pendahuluan

Dalam menjalankan fungsinya, setiap manajer akan selalu dihadapkan pada persoalan pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan terjadi pada berbagai tahap kegiatan operasi, sejak penentuan jenis produk yang akan dibuat, kapasitas produksi, jenis fasilitas operasi, penggunaan sumber daya operasi, tingkat output, keputusan investasi, pengadaan material, sampai ke penetapan distribusi produk. Keadaan pada saat pengambilan keputusan bias bermacam-macam, dari situasi yang normal yang dan memiliki kepastian, tidak beresiko, sampai ke situasi yang penuh dengan ketidakpastian, atau mengandung resiko.

2. Model Untuk Pengambilan Keputusan

    Model merupakan abstraksi dari kenyataan nyata. Model dibuat secara sederhana namun mengandung unsur-unsur utama dari suatu produk, proses atau system yang diwakili.    


Model dapat diklasifikasikan dalam tiga bentuk, model fisik, model skematik dan model matematika. Penjelasan lebih lanjut dari setiap model sebagai berikut :
            1. Model fisik
Model ini secara fisik menggambarkan obyek aslinya. Misalkan prototype suatu mobil, pesawat, kereta api dll.

2. Model skematik
Model yang dinyatakan dalam bentuk skematik, diagram, grafik atau gambar dari suatu obyek. Model ini lebih simpel dan mudah dilakukan penyesuaian jika perlu perubahan.    

3. Model matematika
Model matematik menggunakan simbol, rumus atau persamaan yang menggambarkan proses atau sistem yang diwakili. 

Teori keputusan adalah suatu pendekatan analitik untuk memilih alternative terbaik dari suatu keputusan. Teori keputusan bertujuan untuk memberikan alat bagi manajemen dalam rangka proses pengambilan keputusan.    

Pada saat pengambilan keputusan secara tipikal terdapat tiga kondisi, yang diklasifikasikan berdasarkan tingkat kepastian dari hasil (pay off) yang akan terjadi.     

Tiga jenis kondisi yaitu :
    1. Ketidakpastian – mengacu kepada situasi dimana terdapat lebih dari satu hasil yang mungkin terjadi dari suatu keputusan, dan probabilitas setiap kemungkinan tidak diketahui.
    2. Berisiko – mengacu kepada situasi dimana terdapat lebih satu hasil yang mungkin terjadi dari suatu keputusan, dan probabilitas setiap hasil diketahui atau dapat diperkirakan oleh pengambilan keputusan.
    3. Kepastian – mengacu kepada situasi dimana hanya ada satu hasil yang mungkin terjadi dari suatu keputusan, dan hasil ini diketahui secara tepat oleh pengambilan keputusan.
    Sumber : http://kuliah-manajemen.blogspot.co.id/2009/12/teori-pengambilan-keputusan.html

    Tipe-Tipe Pengambilan Keputusan

    Model Pengambilan Keputusan
    Model-model umum Pengambilan Keputusan :
    • Relationalitas Keputusan
    • Model-model perilaku pengambilan keputusan 

     Dua model proses Pengambilan Keputusan menurut Fisher :
    1. Model Preskriptif
    Pemberian resep perbaikan, model ini menerangkan bagaimana kelompok seharusnya mengambil keputusan.
    2 Model Deskriptif
    Model ini menerangkan bagaimana kelompok mengambil keputusan tertentu. Model preskriptif berdasarkan pada proses yang ideal sedangkan model deskriptif berdasarkan pada realitas observasi

     Teknik Pengambilan Keputusan

    Beberapa teknik pengambilan keputusan :
    • Teknik-teknik Kreatif: Brainstorming & Synectics
    • Teknik-teknik Partisipatif
    • Teknik-teknik pengambilan keputusan Modern : Teknik Delphi, Teknik Kelompok Nominal
    Contoh Kasus :
    kasus dalam sebuah perusahaan makanan yang mengalami kebangkrutan . di selidiki karena kebanyakan pekerja dan menurunya pemasukan dalam perusahaan tersebut . akhirnya pemimpin memutuskan untuk melaksanakan rapat terhadap beberapa bawahan untuk mengambil keputusan , akhirnya diputuskan untuk memecat beberapa karyawan , setelah itu melihat kinerja pekerja dalam seminggu dan dampak yang akan ditimbulkan setelah di pecat. Lalu langkah selanjutnya melakukan survey produk makanan apa yang sedang diminati para konsumen . dan akhirnya selama beberapa peningktan dalam 2 tahun

    Tipe-tipe proses pengambilan keputusan

    Pada dasarnya tipe-tipe pengambilan keputusan dapat dibedakan menjadi dua hal, yaitu:

    1. Keputusan yang diprogramkan :
     Keputusan yang diprogramkan merupakan keputusan yang direncanakan sesuai dengan kebiasaan, aturan, atau prosedur yang berlaku. Biasanya hasil atau dampak dari keputusan ini tidak mengejutkan karena cenderung berulang-ulang dan lebih bersifat rutinitas. Kehadiran keputusan ini sering dengan mudah dapat diantisipasi sebelumnya oleh karyawan. Untuk lebih jelasnya dapat diberikan contoh dari tipe keputusan ini: Kegiatan audit mutu internal, Rapat tinjauan manajemen, Pemeliharaan rutin, Pemeliharaan suku cadang secara rutin, Mengikuti pelatihan yang direncanakan.

    2. Keputusan yang tidak diprogramkan :
    Keputusan yang tidak diprogramkan merupakan keputusan yang tidak direncanakan sebelumnya. Biasanya berkenaan dengan masalah-masalah baru dan bersifat khusus. Dalam menangani tipe keputusan ini, pimpinan cenderung menggunakan pertimbangan, intuisi, dan kreativitas. Tipe keputusan ini relatif lebih sulit dibandingkan dengan keputusan yang diprogramkan. Waktunya sering tidak bisa diduga, bersifat darurat dan segera sehingga cukup menyulitkan pimpinan dalam mengambil keputusan. Untuk lebih jelasnya dapat diberikan contoh dari tipe keputusan ini: Keluhan dari pelanggan, Keterlambatan distribusi ke pelanggan, Kerusakan mesin yang berakibat fatal, Pengunduran diri personel inti, Unjuk rasa dan pemogokan karyawan.

    Senin, 09 Oktober 2017

    Struktur Organinasi PT. Pos Indonesia

    Setiap pemilik jabatan mempunyai fungsinya masing-masing :

    1. Pemegang saham : bertanggung jawab atas setoran harga saham yang dimiliki.
    Sehingga sederhananya pemegang saham adalah orang yang memiliki suatu saham atas nama suatu perusahaan dan kewajibannya hanya sebatas memberikan setoran dari harga saham yang telah dibeli.


    2. Dewan Komisaris : melakukan pengawasan atas jalannya usaha PT dan memberikan nasihat kepada direktur dalam melakukan tugas, dewan direksi berdasarkan kepada kepentingan PT dan sesuai dengan maksud dan tujuan PT. kewenangan khusus dewan komisaris, bahwa dewan komisaris dapat diamanatkan dalam anggaran dasar untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu direktur, apabila direktur berhalangan atau dalam keadaan tertentu.

    3. Direktur utama : memimpin perusahaan dengan menerbitkan kebijakan-kebijakan perusahaan, memilih, menetapkan, mengawasi tugas dari karyawan dan kepala bagian (manajer), menyetujui anggaran tahunan perusahaan, menyampaikan laporan kepada pemegang saham atas kinerja perusahaan.

    4. Direktorat surat dan paket : Menyusun /membuat surat, Menata arsip , Mengurus dan mengendalikan surat, Menerima dan melayani tamu serta bertamu, Menerima serta melayani telepon dan menelepon, Mengatur jadwal acara kegiatan pimpinan, Mempersiapkan laporan.

    5. Direktorat Jasa Keuangan : melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi, sinkronisasi pelaksanaan penyusunan dan evaluasi perencanaan pembangunan nasional di bidang jasa keuangan dan analisis moneter, serta pemantauan dan penilaian atas pelaksanaannya.

    6. Direktorat Ritel dan Jaringan : Direktur Ritel dan Jaringan bertanggung jawab atas hasil penjualan dan properti perusahaan. Direktur Ritel Jaringan memiliki bawahan SPV Ritel dan SPV Properti yang bertugas memantau jumlah pemasukan dan property yang ada pada perusahaan.

    7. Direktorat Integrasi Logistik : melakukan manajemen logistik yaitu mengurus sistem untuk mengawasi proses arus dari logistik dari mulai penyimpanan, pengantaran yang strategis untuk material, bahan-bahan atau suku cadang , dan juga barang jadi atau produk akhir agar dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh organisasi yang terkait seperti perusahaan.

    8. Direktorat SDM dan Umum : memegang tanggung jawab yang besar dalam memajukan suatu perusahaan. Mengelola sumberdaya manusia di sebuah perusahaan.

    9. Direktur Keuangan : Menyelenggarakan dan mengkoordinasikan kegiatan penyusunan dan pelaksanaan anggaran, Menyelenggarakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan dan kinerja anggaran.

    10. Direktur Teknologi : Mengarahkan dan mengelola rencana strategis, kebijakan dan program teknologi informasi dan komunikasi untuk mendukung pencapaian visi dan misi.

    11. Sekretaris Perusahaan : Menyusun /membuat surat , Menata arsip , Mengurus dan mengendalikan surat, Menerima dan melayani tamu serta bertamu , Menerima serta melayani telepon dan menelepon , Mengatur jadwal acara kegiatan pimpinan , Mempersiapkan laporan.




    Minggu, 24 September 2017

    Sejarah PT. Pos Indonesia

    Kantor Pos Indonesia pada Tahun 1746


    Sejarah mencatat keberadaan Pos Indonesia begitu panjang, Kantorpos pertama didirikan di Batavia (sekarang Jakarta) oleh Gubernur Jenderal G.W Baron van Imhoff pada tanggal 26 Agustus 1746 dengan tujuan untuk lebih menjamin keamanan surat-surat penduduk, terutama bagi mereka yang berdagang dari kantor-kantor di luar Jawa dan bagi mereka yang datang dari dan pergi ke Negeri Belanda. Sejak itulah pelayanan pos telah lahir mengemban peran dan fungsi pelayanan kepada publik.Setelah Kantorpos Batavia didirikan, maka empat tahun kemudian didirikan Kantorpos Semarang untuk mengadakan perhubungan pos yang teratur antara kedua tempat itu dan untuk mempercepat pengirimannya. Rute perjalanan pos kala itu ialah melalui Karawang, Cirebon dan Pekalongan.


    Pos Indonesia telah beberapa kali mengalami perubahan status mulai dari Jawatan PTT (Post, Telegraph dan Telephone). Badan usaha yang dipimpin oleh seorang Kepala Jawatan ini operasinya tidak bersifat komersial dan fungsinya lebih diarahkan untuk mengadakan pelayanan publik. Perkembangan terus terjadi hingga statusnya menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel). Mengamati perkembangan zaman dimana sektor pos dan telekomunikasi berkembang sangat pesat, maka pada tahun 1965 berganti menjadi Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN Pos dan Giro), dan pada tahun 1978 berubah menjadi Perum Pos dan Giro yang sejak ini ditegaskan sebagai badan usaha tunggal dalam menyelenggarakan dinas pos dan giropos baik untuk hubungan dalam maupun luar negeri. Selama 17 tahun berstatus Perum, maka pada Juni 1995 berubah menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Pos Indonesia (Persero).

    Dengan berjalannya waktu, Pos Indonesia kini telah mampu menunjukkan kreatifitasnya dalam pengembangan bidang perposan Indonesia dengan memanfaatkan insfrastruktur jejaring yang dimilikinya yang mencapai sekitar 24 ribu titik layanan yang menjangkau 100 persen kota/kabupaten, hampir 100 persen kecamatan dan 42 persen kelurahan/desa, dan 940 lokasi transmigrasi terpencil di Indonesia. Seiring dengan perkembangan informasi, komunikasi dan teknologi, jejaring Pos Indonesia sudah memiliki lebih dari 3.800 Kantorpos online, serta dilengkapi electronic mobile pos di beberapa kota besar. Semua titik merupakan rantai yang terhubung satu sama lain secara solid & terintegrasi. Sistem Kode Pos diciptakan untuk mempermudah processing kiriman pos dimana tiap jengkal daerah di Indonesia mampu diidentifikasi dengan akurat.


    1746 - KANTOR POS PERTAMA

    Sejarah mencatat keberadaan Pos Indonesia begitu panjang, Kantorpos pertama didirikan di Batavia (sekarang Jakarta) oleh Gubernur Jenderal G.W Baron van Imhoff pada tanggal 26 Agustus 1746 dengan tujuan untuk lebih menjamin keamanan surat-surat penduduk, terutama bagi mereka yang berdagang dari kantor-kantor di luar Jawa dan bagi mereka yang datang dari dan pergi ke Negeri Belanda. Sejak itulah pelayanan pos telah lahir mengemban peran dan fungsi pelayanan kepada publik


    1875 - POSTEN TELEGRAFDIENST

    Pada tahun ini dinas pos disatukan dengan dinas telegrap dengan status jawatan dengan nama POSTEN TELEGRAFDIENST


    1877 - Union Postale Universelle

    Sejak pemerintahan kolonial dinas pos pemerintahan Belanda sudah berhubungan dalam pengiriman surat dan barang secara internasional, sehingga tercatat sebagai anggota Union Postale Universelle (UPU).


    1945 - Hari Bakti POSTEL

    Pada saat pendudukan Jepang di Indonesia, jawatan PTT dikuasai oleh militer Jepang, 27 September 1945 Angkatan Muda PTT mengambil alih kekuasaan PTT dan secara resmi berubah menjadi Jawatan PTT Republik Indonesia. Peristiwa tersebut diperingati menjadi hari bakti PTT atau hari bakti POSTEL.


    1965 - PN Pos dan Giro

    Mengamati perkembangan zaman dimana sektor pos dan telekomunikasi berkembang sangat pesat, maka pada tahun 1965 berganti menjadi Perusahan Negara dan Giro (PN Pos dan Giro).


    1978 - Perusahaan Umum Pos dan Giro

    Dan pada tahun 1978 berubah menjadi Perusahaan Umum Pos dan Giro yang sejak ini ditegaskan sebagai badan usaha tunggal dalam menyelenggarakan dinas pos dan giropos baik untuk hubungan dalam maupun luar negeri.


    1995 - PT. Pos Indonesia (Persero)

    Selama 17 tahun berstatus Perusahaan Umum. Pada tanggal 20 Juni 1995 berubah menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Pos Indonesia (Persero).


    sumber : http://www.posindonesia.co.id/index.php/sejarah-pos/#

    Aplikasi Pemesanan Makanan Online

    Judul : Aplikasi Pemesanan Makanan Online Proses Bisnis : - pelanggan lapar dan ingin memesan makanan melalui layanan antar makanan s...